Kuliah di Sudan: Tambang Permata Ilmu dengan Dua Nil
Sudan merupakan salah satu negara yang ada di kawasan Timur Tengah yang letaknya berada di bagian timur laut benua Afrika. Negeri ini merupakan negeri pertemuan dua kebudayaan yaitu Arab dan Afrika, dan di negeri inilah terdapat pertemuan dua Sungai Nil yaitu Nil Putih dan Nil Biru.
Dakwah Islamiyah masuk ke Sudan pada tahun 31 H pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab melalui Gubernur Mesir ‘Amr bin Ash. Pemimpin ekspedisi tersebut adalah sahabat Abdullah bin Sa’ad bin Abi al-Sarh, diamanahkan untuk berdakwah yang merupakan perintah oleh Sahabat ‘Amr bin Ash. Beranjak dari Mesir Sahabat Abdullah bin Sa'ad hanya sampai di wilayah Donggola dan menaklukan kerajaan tersebut. Sebagian pakar sejarah menyebutkan, bahwa Sahabat Abdullah bin Sa’ad bin Abi al-Sarh wafat dan dikebumikan di donggola. Adapula yang mengatakan bahwa Sahabat Abdullah bin Sa’ad bin Abi al-Sarh kembali ke Mesir atau melanjutkan perjalanan ke wilayah Syam. Sepeninggalan beliau, Islam telah diperkenalkan dari Aswan hingga Sudan Syimaliah.
Khalwah: Sebagai metode pendidikan dasar
Terlepas dari konflik yang melanda Sudan modern, sejak dahulu negeri ini banyak menyimpan mutiara-mutiara yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang. Salah satunya adalah tradisi dan metode menghafal Alquran yang ada di Sudan kuno, yang terdapat di berbagai daerah yang ada di Sudan hingga saat ini. Tempat menghafal Alquran di Sudan ini disebut dengan Khalwah, semacam pondok yang menampung santri-santri sejak usia dini untuk menghafal Alquran. Metode ini telah ada dari sejak generasi salafush sholih di wilayah tersebut.
Kebanyakan santri-santri yang menghafalkan Alquran di tempat Khalwah ini, masih kisaran usia anak sekolah dasar sampai dengan usia sekolah menengah pertama. Dimana dalam menghafal Alquran di tempat Khalwah tersebut, santri tidak hanya diuji secara lisan untuk menyetorkan hafalannya. Akan tetapi juga dengan menuliskan hafalannya di atas papan kayu berbentuk persegi panjang, hal tersebut dilakukan supaya hafalannya semakin kuat dan tidak mudah hilang sekaligus belajar untuk menulis.
Para da’i mendidik, mengajarkan, dan menyebarkan ajaran Islam di negeri Sudan memalui khalwah hingga keterlibatan di pemerintahan sehingga Islam diterima secara utuh oleh masyarakat Sudan, tidak hanya soal hidup individu tetapi juga menata pemerintahan. Sejarah tidak mencatat secara pasti keberadaan khalwah pertama atau bahkan penemu metodenya di Sudan yang menggunakan qalam (pena), mimsah (alat hapus), amar (tinta), dawah (tempat tinta), dan lauh (papan) sebagai alat untuk menghafalkan ayat suci al-Qur’an atau menghafal pelajaran di masa itu, namun metode penggunaan alat-alat tersebut masih lestari digunakan ulama Sudan hingga kini.
Riwayat Bacaan Al Qur'an
Ulama Sudan di wilayah Donggola lebih banyak meriwayatkan al-Qur’an dengan riwayat qira’at Imam Wars dari Imam Nafi’, terutama saat masa pemerintahan kerajaan Sinar. Wilayah lain yang juga lebih dominan dengan riwayat Imam Wars adalah wilayah Darfur, sedangkan wilayah yang lain lebih banyak meriwayatkan qira’at Imam Duri dari Imam Abu Amr. Al-Qur’an riwayat qira’at Imam Hafs dari Imam Ashim masuk ke Sudan setelah adanya pengharusan Khilafah Usmaniyah Turki yang pencetaan al-Qur’an dan penyebarannya di Sudan, namun kenyataan di lapangan, hanya sebagian yang menggunakan qira’at Imam Hafs.
Sanad al-Qur’an dengan riwayat Imam Wars dan Imam Duri sangat kuat di Sudan sampai-sampai dipesankan agar tetap pada riwayat tersebut.
Kehidupan bermazhab
Mazhab Maliki menguasai wilayah Mesir hingga Maroko sejak akhir kurun 8 M sebelum berdirinya kerajaan Islam Sinar atau kerajaan Funj di Sudan. Saat itu, Dinasti Umayyah di akhir keruntuhannya menjadikan Andalusia masyarakatnya bermazhab Maliki. Namun pada kurun 9 M, mazhab Syafi’i mendominasi Mesir, menggeser mayoritas mazhab Maliki, sehingga mazhab Maliki masih mendominasi di wilayah Andalusia hingga wilayah selatan Afrika, selain Mesir.
Sudan masa itu, yakni masuk masa pemerintahan Kerajaan Sinar, masih lebih didominasi oleh mazhab Maliki, sedangkan madzhab Syafi’i hanya sedikit, misalnya Syekh Muhamad bin Qadam al-Kimani al-Mishri yang memiliki murid Syekh Abdullah A’araki, Syekh Abdurrahman, dan al-Qadi Dasyin al-Syafi’i, bahkan mufti pada saat itu dengan berfatwa dua mazhab, sekalipun mazhab Syafi’i terhitung minoritas, misalnya mufti Syamat bin Adlan al-Syayiqi.
Selanjutnya, mazhab Maliki menjadi pilihan masyarakat pribumi, maka dilihat dari sejarah inilah pengaruh keilmuan bermadzhab maliki di Sudan menjadi bagian dari keseharian dan pengambilan keputusan hukum, bahkan hingga ke hukum pemerintahan yang saat itu Kerajaan Sinar sangat kuat dan jaya, sehingga masih lestari mazhab maliki hingga saat ini, sedangkan mazhab yang lain hanya di sebagian daerah tertentu.
Mengapa memilih Sudan sebagai tempat melanjutkan belajar?
- Banyaknya pilihan perguruan tinggi yang membuka berbagai jurusan ilmu-ilmu keislaman.
- Adanya kebebasan yang positif dari pemerintah setempat kepada mahasiswa dalam pola pikir, bermanhaj dan menyatakan pendapat dalam menerapkan ilmu agama (hal yang tidak kamu temukan di lingkungan negara timur tengah lain, bermanhaj dalam belajar akan sangat dikekang).
- Destinasi yang tepat bagi pelajar yang ingin mendalami ilmu-ilmu syariat.
- Lingkungan kondusif untuk pembelajaran bahasa arab Fushah, karena bahasa arab penduduk Sudan dikenal sebagai bahasa yang mendekati fushah.
- Banyaknya halaqah-halaqah ilmiy di luar kampus.
- Lingkungan Internasional yang divergen. Pusat pertemuan mahasiswa dunia khususnya dari benua asia dan afrika.
- Hubungan emosional yang dekat antara dosen dan mahasiswa, memungkinkan mahasiswa berdiskusi di luar kampus
- Sistem Perkuliahan dengan Absensi yang Ketat, sehingga menuntut mahasiswa untuk aktif kuliah. (empat kali tidak hadir tanpa keterangan, tidak dapat mengikuti ujian).
- Adanya Kafilah Dakwiyah (KKN), sebagai sarana pengabdian dan pengamalan ilmu di berbgai kota di Sudan.
- Adannya pembelajaran penulisan dan kewajiban membuat paper dan skripsi, sehingga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam metode penelitian dengan penulisan berbahasa arab.
- Lingkungan yang kondusif untuk melatih kesederhanaan, kesungguhan, kesabaran, keikhlasan, dan keistiqomahan dalam menuntut ilmu.
Pilihan Jalur penerimaan masuk dan Universitas-universitas di Sudan
1. International University of Afrika (IUA)
sumber gambar: Sidik Mustaqim |
Contoh lembaga di Indonesia yang sudah memiliki MoU dengan IUA antara lain:
- IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern Gontor) Sudan,
- PCI Muhammadiyah Sudan,
- PCI NU Sudan,
- PCI Persis Sudan,
- PIP PKS Sudan,
- Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta,
- Ponpes Modern Darunnajah Ulujami,
- Ponpes Husnul Khotimah,
- STIBA Ar rooyah,
- Ma'had Al Irsyad,
- Wahdah Islamiyah Sudan,
- Ponpes Al Buruj,
- Ponpes Al Fatah,
- Ponpes Al Ikhlas,
- IKAS Daar El Qolam,
- KMF (Keluarga Mathole Falah),
- FALMA (Formum Aktifitas Alumni ma'ahid) Sudan,
- Murasalah melalui syeikh Muhammad Thayyib,
- Murasalah melalui QAI (ustadz Adi Hidayat), dll.
- Ijazah dan Terjemahannya.
- Transkrip Nilai dan Terjemahannya.
- Passport.
- Pasfoto.
- Melakukan pendaftaran dan dan dinyatakan lulus berkas.
- Memiliki perilaku yang baik dan berakhlakul karimah .
- Berkomitmen menjalankan studi di IUA.
- Memiliki surat keterangan izin dari orang tua.
- Minimal sudah bisa berbahasa arab dan inggris pasif.
- Mempunyai hafalan AI-Qur'an min 3 juz (juz 28, 19, dan 30) untuk umum dan 5 juz mutqin untuk jurusan Tahfsir dan Ilmu AI-Qur'an.
- Bebas dari HIV/AIDS.
2. Khartoum International Institute For Arabic Language (KIIFAL)
Sumber gambar: Andini. |
3. Omdurman Islamic University
- Kulliyyat Ushûl al-Dîn (Fakultas Ushuluddin) dengan jurusan-jurusan: Ilmu-ilmu al-Qur’an dan Tafsir, ilmu-ilmu Hadits, Aqidah, Kebudayaan Islam, Sirah.
- Kulliyat al-Syarî‘ah wa al-Qânûn (Fakultas Syariah dan Hukum) dengan jurusan-jurusan: Ushul Fiqh, Fiqh Perbandingan, Siyâsah Syar’iyyah (Politik Islam), Fiqh Madzhab, Hukum Islam, Fiqh Maliki, Fiqh Jinai, Fiqh al-Usrah (akhwal syakhsiah), Qonun (Hukum).
- Kulliyyat al-Da‘wah wal al-I‘lâm (Fakultas Da’wah dan Informatika) dengan jurusan-jurusan: Da’wah dan Ihtisâb, Perbandingan Agama dan Aliran Pemikiran Modern, Pers dan komunikasi Masyarakat, Radio dan Televisi.
- Kulliyyat al-‘Ulûm al-Ijtimâ‘iyyah (Fakultas Ilmu-ilmu Sosial), dengan jurusan-jurusan: Sejarah dan Kebudayaan Islam.
- Kulliyyat al-Tarbiyah (Fakultas Ilmu Pendidikan) dengan jurusan-jurusan: Dasar-dasar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Kurikulum dan Metode Pengajaran.
- Kulliyyat al-Lughah al-‘Arabiyyah (Fakultas Bahasa Arab) dengan jurusan-jurusan: Linguistik, Kritik Sastra, Pengajaran Bahasa Arab untuk Non Arab.
- Sidang Senat Fakultas dan pengesahan Dewan Pengajar menentukan waktu pendaftaran.
- Website Resmi Kampus: https://oiu.edu.sd/
- Portal Pendaftaran Pascasarjana: https://oiu.edu.sd/site/drasat
- Memenuhi persyaratan akademis (telah lulus sekolah dibuktikan dengan memiliki ijazah, dll),
- Sehat jasmani dengan dibuktikan Surat Keterangan Dokter yang resmi (hasil Medical Check Up)
- Berkelakuan Baik dengan dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak yang berwenang untuk itu (SKCK).
- untuk sudan biayanya sebesar : 1200 US dolar
- untuk non sudan biayanya sebesar : 3000 - 7000 US dolar
- untuk mahasiswa sudan biayanya sebesar : 1700 US dolar
- untuk mahasiswa asing biayanya sebesar : 6000 - 10.000 US dolar
- OIU menyediakan asrama bagi mahasiswa jenjang Sarjana (S1) dengan biaya terjangkau.
- OIU memiliki cabang di berbagai negara termasuk di antaranya adalah OIU cabang Suriah.
- Mayoritas mahasiswa asal Indonesia di OIU, tengah menempuh program pascasarjana (S2/S3).
- Spesialisasi Perbankan Islam dan Ekonomi Islam berada di bawah Fakultas Syariah dan Hukum (Kulliyat al-Syarî‘ah wa al-Qânûn)
4. University of the Holy Quran and Islamic Sciences
- Kulliyyat al Qur’anul kariim (Fakultas Ilmu-ilmu Al Qur’an), dengan jurusan-jurusan: Qiro’ah, Studi Islam, Sejarah.
- Kulliyyat asy-Syari’ah (Fakultas Syari’ah), dengan jurusan-jurusan: Syari’ah dan Qonun, Fiqh dan ushul fiqh.
- Kulliat al-Iqtishod wal ‘ulumul idaariyyah (Fakultas Ekonomi dan Ilmu Manajemen)
- Kulliyyat al-Lughah Al ‘arabiyah (Fakultas Bahasa Arab) dengan jurusan jurusan: Sastra dan kritik sastra, Nahwu dan shorof.
- Kulliyyat ad-da’wah wal I’laam (Fakultas dakwah dan penyiaran), dengan jurusan: Da’wah dan hubungan masyarakat.
- Kulliyat at-tarbiyah ( Fakultas pendidikan ) dengan jurusan: Bahasa Arab.
- Pendaftar dari Indonesia dapat menitipkan berkas secara murasalah kepada Mahasiswa Indonesia yang sudah aktif berkuliah di sana.
- Persyaratan pendaftaran: https://www.quran-unv.edu.sd/ar/admission
- Untuk lebih lanjut tentang Informasi Kuliah di University of The Holy Qur'an and Islamic Sciences Sudan. Informasi lainnya bisa melalui Website Resmi Kampus dengan Alamat: http://www.quran-unv.edu.sd/ar/
Sumber Foto: Anthony Asael Photography
Pertimbangan yang tidak boleh diabaikan Saat memilih untuk berangkat ke Sudan
- Kondisi keamanan yang kurang kondusif. Kerusuhan di Sudan dapat ditelusuri kembali hingga ke Desember 2018. Saat itu, pemerintahan Presiden Bashir memberlakukan langkah-langkah penghematan darurat untuk mencegah keruntuhan ekonomi. Pengurangan subsidi roti dan bahan bakar memicu demonstrasi di timur, dan kemarahan menyebar ke Khartoum. Protes meluas menjadi tuntutan untuk penggulingan Bashir dan pemerintahannya yang telah berkuasa selama 30 tahun. Protes mencapai puncaknya pada 6 April 2019, ketika demonstran menduduki alun-alun di depan pusat militer untuk menuntut agar tentara memaksa presiden turun. Lima hari kemudian, militer mengumumkan bahwa presiden telah digulingkan. Sejak kudeta April 2019 berhasil menggulingkan mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir, militer dan kelompok masyarakat sipil pro-demokrasi terus berselisih memperebutkan kursi pemerintahan meski telah sepakat berdamai dan membagi kekuasaan. Kudeta militer kedua menggulingkan Perdana Menteri Abdalla Hamdok terjadi pada 25 oktober 2021. Membuat situasi politik dan keamanan di Sudan makin kelam dan larut. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Khartoum pada bulan oktober 2021, menyiapkan cadangan logistik bagi sekitar 1.300 WNI di tengah gejolak krisis di Sudan sejak kudeta militer kedua ini. Selain itu KBRI menyiapkan kemungkinan evakuasi apabila keadaan memburuk di negara Afrika tersebut. Berita terbaru Juni 2021: KUAI RI Khartoum Sampaikan Keprihatinan Masalah Keamanan WNI di Sudan. Kuasa Usaha Ad-interim (KUAI) adalah diplomat yang mengepalai sebuah kedutaan besar atau kantor diplomatik lainnya saat duta besar vakum (beliau wafat).
- Jatuhnya ekonomi dengan mahalnya harga barang. Menurut data PBB, harga makanan melonjak tajam di Sudan sejak 2019. Di sudan harga makanan tahun 2022 (januari) setara dengan 37x lipat harga makanan pada tahun 2017 (januari). Atau 15x lipat harga makanan pada tahun 2019 (januari). 9x lipat harga makanan pada tahun 2020 (januari). Dan 2.5x lipat pada tahun sebelumnya 2021 (januari). Sumber web FAO PBB.
Sumber Foto: Zain Sudan Ramadhan. |
Komentar
Posting Komentar